Bahaya Wanita Penebar Fitnah & Cara Untuk Menjadi Wanita Shalihah

Ada laki-laki yang tadinya memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya tetapi menjadi durhaka semenjak menikah dengan istri pujaannya.

Ada laki-laki yg hidup normal dengan badan yang kuat sebagaimana laki-laki lainnya, namun menjadi kurus kering, bahkan binasa karena patah hati gara-gara perempuan pujaannya.

Bahkan, ada suatu kaum yang berperang puluhan tahun gara-gara masalah wanita pujaan mereka.

Benarlah apa yang diwanti-wantikan oleh baginda Rasul -shalallahu ‘alaihi wa sallam-:

ما تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أضَرَّ علَى الرِّجالِ مِنَ النِّساءِ.

“Tidaklah Aku tinggalkan sepeninggalku suatu fitnah (ujian) yang lebih berbahaya atas para lelaki daripada wanita!” (HR. Bukhari & Muslim)

Namun, tentu maksud wanita tersebut adalah wanita-wanita yang buruk perangainya.

Adapun para wanita shalihah, justru menjadi perhiasan paling indah dan penyebab datang berbagai kebaikan. Rasul -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

الدُّنيا متاعٌ وخيرُ متاعِها المرأةُ الصَّالحةِ

“Dunia adalah perhiasan, sedangkan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim, 1467)

Oleh karena itu, beliau pun bersabda:

أربع من السعادة : المرأة الصالحة ، والمسكن الواسع ، والجار الصالح ، والمركب الهنيء ، وأربع من الشقاوة : الجار السوء ، والمرأة السوء ، والمسكن الضيق ، والمركب السوء

“Ada empat hal yang merupakan bagian dari Kebahagiaan, yaitu:

Istri shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih, dan kendaraan yang nyaman.

Dan ada empat hal yang merupakan bagian dari Kesengsaraan, yaitu:

Tetangga yang buruk, istri yang berperangai jelek, tempat tinggal yang sempit, dan kendaraan yang jelek.” (Shahiihut Targhiib, 2576)

Lalu apakah aktor penting yang menyebabkan wanita menjadi shalihah?

Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- telah memberikan jawabannya, beliau berkata:

لتعلم كل امرأة أنها لن تصل إلى الصلاح إﻻ بالعلم . وما أعنيه بالعلم هو العلم الشرعي. (دور المرأة ؛ 7) .

“Hendaklah semua wanita mengetahui bahwasanya mereka tidak dapat mencapai ke-shalihah-an kecuali dengan melalui ilmu. Dan ilmu yang Saya maksudkan adalah ilmu Syar’i.” (Daurul Mar-ah, 8 )

===

Ditulis oleh: Mochammad Hilman Al Fiqhy

20 Jumadil Ula 1443 H / 20 Desember 2021 M

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: