Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
تقاتلون اليهود حتى يختبى أحدهم وراء الحجر فيقول: يا عبد الله، هذا يهودي ورائي فاقتله
“Kalian akan memerangi Yahudi sampai salah seorang di antara mereka ketika bersembunyi di balik batu maka batu itu berkata: ‘Wahai hamba Allah, ini di belakangku ada seorang Yahudi, bunuhlah dia!'”
(HR. Bukhari no. 2925 dan Muslim no. 2922 ).
Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani -rahimahullah- ketika menjelaskan hadits tersebut berkata:
“Sabda beliau ‘Kalian akan memerangi…’, menjadi dalil bolehnya mengarahkan perkataan kepada seseorang padahal perkataannya itu dimaksudkan kepada orang lain, yang mana orang lain yang dimaksud tersebut adalah orang yang sama perkataannya dan juga memiliki akidah sama dengan akidahnya, karena telah diketahui bersama bahwa kejadian (batu berbicara) yang Beliau isyaratkan tersebut belum terjadi….” (Fathul Baari 6/118).
Kemudian ketika menjelaskan hadits yang semakna, yakni pada HR. Bukhari no. 3593, Imam Ibnu Hajar -rahimahullah- berkata:
“Maksud sabda beliau: ‘Kalian akan memerangi Yahudi..‘, menjadi dalil bolehnya mengarahkan perkataan kepada seseorang padahal perkataannya itu dimaksudkan kepada orang lain yang sejalan (semanhaj -pent.). Karena yang diajak bicara pada saat itu adalah kepada para sahabat Nabi, sedangkan yang dimaksud oleh Nabi (yang padanya batu dan pohon berbicara) adalah orang yang datang setelah masa yang lama sepeninggal para Sahabat Nabi. Akan tetapi, ketika mereka (orang yang muncul jauh setelah zaman para sahabat) tersebut memiliki kesesuaian dengan para Sahabat Nabi dari segi prinsip/landasan keimanan, maka mereka itu layak sebagai orang-orang ( yang mendapat keutamaan) yang disabdakan pada Hadits tersebut.” (Fathul Baariy 6/689. cet. daarul hadiits).
Maka jelaslah, bahwa orang-orang yang berada di atas jalan manhaj para Sahabat yang juga disebut Salafiyyin yang kelak akan menggenggam kejayaan Islam, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
===
✍🏻ditulis oleh: Mochammad Hilman Al Fiqhy