Allah Ta’ala berfirman:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” QS. Attaubah 28.
Ibnu Katsir -rahimahullah- ketika menafsirkan ayat tersebut berkata: {حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ} “yakni beliau sangat menginginkan agar kalian mendapat hidayah dan meraih kemanfaatan dunia dan di akhirat.”
Syaikh As Sa’diy -rahimahullah- ketika menafsirkan ayat tersebut berkata:
“yakni, sangat sayang dan berbelaskasih (rahmat) kepada mereka (umatnya). Beliau lebih sayang pada umatnya MELEBIHI KASIHSAYANG ORANG TUA MEREKA KEPADA MEREKA! Oleh karena itu, hak beliau lebih didahulukan daripada hak-hak seluruh makhluk, serta wajib bagi ummat ini beriman terhadap beliau, mengagungkan beliau, membela beliau, dan memuliakan beliau.”
Beliau senantiasa mendoakan umat beliau….
#Ummul Mu’mini; Aisyah -radhiallahu anha- berkata: ketika Aku melihat ketenangan pada diri Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- maka Aku katakan: ‘Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah untuk kebaikanku.’ lalu beliau bersabda:
اللهم اغفر لعائشة ما تقدَّم من ذنبها وما تأخر، وما أسرَّتْ وما أعلنت
“Ya Allah, ampunilah Aisyah atas apa yang telah ia lakukan dan yang akan ia lakukan, serta apa yang ia sembunyikan dan apa yang ia tampakkan.”
Maka Aisyah tertawa (bahagia) sampai kepalanya terjatuh pada pangkuan Beliau. Lalu Rasulullah bersabda padanya: “Apakah doa ini membuatmu bahagia?” ia menjawab: “Bagaimana mungkin doa Engkau ini tidak membuatku bahagia!?” Maka Rasulullah menjawab:
والله إنها لدعوتي لأمَّتي في كل صلاة
“DEMI ALLAH, DOA TERSEBUT PUN MERUPAKAN DOAKU UNTUK UMATKU PADA SETIAP SHALAT!”
(HR. Ibnu Hibban, dihasankan Al Albaniy).
Beliau sangat khawatir terhadap nasib umat Beliau…
#Abdullah bin Umar menuturkan; bahwasannya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- membaca firman Allah tentang (hikayat) Nabi Ibrahim yang mengatakan:
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ ۖ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ۖ وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Ibrahim 36.
Dan ayat tentang Nabi Isa yang berkata:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Al Maidah: 118
Maka Beliau mengangkat tangannya dan berkata: ‘Ya Allah… UMATKU… UMATKU…’ Lalu BELIAU pun MENANGIS.
Maka Allah ‘azza wa jalla berfirman: ‘Wahai Jibril! pergilah kepada Muhammad -padahal Rabbmu lebih mengetahui- tanyakan padanya; apa yang membuatmu menangis?’
Lalu malaikat Jibril -‘alaihis Salam- mendatangi Beliau lalu menanyakannya, Maka Rasulullah mengabarkan padanya apa yang beliau ucapkan tadi, -sedangkan Rabbmu lebih mengetahui-. Maka Allah berfirman:
يا جبريل! اذهبْ إلى محمدٍ فقلْ: إنَّا سنُرضيكَ في أُمَّتكَ ولا نَسُوءُك
‘Wahai Jibril! pergilah pada Muhammad dan katakan padanya: ‘Sungguh Kami akan membuatmu ridha terhadap umatmu dan Kami tidak akan mengecewakanmu.’.” (HR. Muslim).
Bahkan, beliau sangat ingin bertemu dengan umat Beliau.
#Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu- berkata: Sesungguhnya Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
وددتُ أني لقِيت إخواني
“Sungguh Aku ingin bertemu dengan ikhwan (saudara-saudara)ku…” Maka para Shahabat berkata: “Bukankah kami ini adalah ikhwan Engkau??” Beliau menjawab:
أنتم أصحابي، ولكن إخواني الذين آمنوا بي ولم يرَوني
“Kalian adalah Sahabat-sahabatku. Akan tetapi, para ikhwanku itu adalah orang-orang yang beriman kepadaku sedangkan mereka belum melihatku.” (HR. Ahmad dan Thabrani, dishahihkan oleh Al Albaniy).
Oleh karena itu, kesempurnaan iman akan diraih bila kita membalas cinta beliau dengan mencintai beliau melebihi cinta kita pada siapa pun, selain pada Allah.
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
“Tidak sempurna iman salah seorang diantara kalian sampai Aku lebih dia cintai daripada bapaknya, anaknya, dan daripada manusia seluruhnya!” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, cinta itu butuh bukti, bukan hanya ucapan di bibir. Bukti cinta adalah mentaati dan mengikuti keinginan orang yang dicintai. Betapa banyak orang yang mengklaim cinta Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, tetapi justru beliau membenci mereka, bahkan diantara umat beliau ada yang terusir dari telaga beliau kelak di akhirat. Dan yang lebih mengerikan adalah ketika itu terjadi kelak, beliau pun turut mengusir mereka.
#Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menuturkan apa yang kelak akan terjadi setelah hari Kiamat:
إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ ، وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا ، لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ، ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ ، فَأَقُولُ : إِنَّهُمْ مِنِّي ، فَيُقَالُ : إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ ، فَأَقُولُ : سُحْقًا ، سُحْقًا ، لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي . (رواه البخاري ( 6212 ) ومسلم ( 2290 )
“Sesungguhnya Aku menunggu kalian di Telaga (Haudh), siapa saja yang melewatiku maka akan meminumnya, siapa yang meminumnya maka tidak akan haus selamanya. Sungguh akan ada kaum-kaum yang Aku kenali mereka dan mereka pun mengenaliku, kemudian mereka dihalangi dariku. Lalu Aku katakan: ‘Sungguh mereka itu dari (umat)ku!’ Maka dikatakan (padaku):
‘Sesungguhnya Engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka ada-adakan sepeninggal Engkau!’
Maka Aku pun mengatakan:
سُحْقًا ، سُحْقًا ، لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي
‘MENJAUHLAH…!! Menjauhlah bagi siapa pun yang telah MERUBAH-RUBAH (agama) sepeninggalku!!'”(HR. Bukhari dan Muslim)
#Subhanallah, Memang benar beliau sangat penyayang dan berbelaskasih pada umatnya. Akan tetapi, ternyata beliau pun sangat membenci siapa saja yang berani merubah-rubah mebuat-buat perkara baru dalam ajaran agama Islam yang telah beliau ajarkan ini.
Ketidaksukaan Beliau terhadap hal tersebut pun tergambarkan dalam hadits-hadits beliau tentang celaan dan ancaman terhadap kebid’ahan.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين
==============
Ditulis oleh: Mochammad Hilman Alfiqhy
Ringkasan Khutbah Jum’at, di Masjid imam Syafi’i.
Cilembu, 10 Dzul Hijjah 1438 H.