Apakah yang harus diucapkan saat tersandung?

Bissmillah

Ustadz saya mau bertanya ,,

Kalau kita tersandung kita sering mengucapkan innalillahi atau Allahu akbar , tp saya  pernah baca, apakah hadist di bawah ini sahih ya ustadaz,,,,,??

Hadist:  Jika  tersandung dan baca bisamillah makan setan  mengecil . Trs bacaan apa yg harus di baca  yg sesuai  sunah  saat tersandung ,,,?

Karena kebanyakan orang bacanya innalillahi wainnalillahi rojiun atau Allahu akbar

Syukran   jazaakallahu khoirn ustadz ata atas jawaban nya

Dari: Umm Fajar, di Panyileukan.

=======

Jawaban:

Alhamdulillah,

Hadist yang Ibu maksudkan tersebut adalah: hadits Abul Malih, dari seorang shohabat yang sedang boncengan bersama Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam:

كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ فَقُلْتُ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَقَالَ لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ

“Aku pernah boncengan bersama Nabi shollallohu alaihi wa sallam, lalu hewan tunggangan kami tersandung, akupun mengatakan: ‘celakalah setan!’. Maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam berkata kepadaku: ‘jangan engkau katakan: ‘celakalah setan’, karena jika engkau mengucapkan itu maka setan itu akan semakin besar hingga besarnya seperti sebuah rumah dan setan akan berkata : ‘ini terjadi karena kekuatanku’, akan tetapi katakanlah: ‘bismillah’, karena jika engkau mengucapkan itu, setan akan mengecil sampai seperti lalat.”

[HR. Abu Dawud, Ahmad, an-Nasa’i, al-Hakim, dll. Dishohihkan syaikh al-Albani rohimahulloh dalam Shohih al-Kalim ath-Thoyyib 1/174]

Akan tetapi, apabila kita tersandung lalu mengucapkan istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun) maka tidak apa-apa, karena tersandung pun termasuk bagian dari musibah yang kita diperintahkan untuk istirja tatkala tertimpa musibah.

Sebagaimana Allah berfirman:

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ (Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali).” (QS. al-Baqarah: 156).

Dan diantara contoh musibah dan hikmahnya adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah seperti kelelahan, penyakit (yang tetap), kekhawatiran (terhadap sesuatu yang kemungkinan akan menyakitinya), kesedihan, gangguan, dan duka-cita karena suatu kejadian, sampai duri yang menusuknya, kecuali Allâh akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sebab itu”. [HR al-Bukhâri, no. 5642; Muslim, no. 2572].

Wallahu a’lam

Dijawab oleh: Ustadz M. Hilman Alfiqhy, M.A.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: