Motivasi Agar Dakwah Tetap Berkelanjutan Dan Berkembang

Sekelumit rangkuman faidah Daurah Syar’iyyah ke-5, Solo.

Bersama Prof. Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhailiy -hafizhahullah-

17 Rabii’ul Tsaani 1440 H.

======================

 

  • Pembahasan-pembahasan ilmu Syar’i, baik itu tentang Tauhid, Akidah, permasalahan Ibadah, urgensi dan adab menuntut ilmu, serta pembahasan-pembahasan agung lainnya, Alhamdulillah telah dilaksanakan dan dilalui dengan baik.

  • Berulang-ulang kita telah menyelesaikan kitab-kitab dan berulang-ulang kita selesaikan kajian-kajian, namun ada hal penting lainnya yang terluputkan, yaitu: Kita kurang Takhtiith (perencanaan) dan Tanzhiim (pengaturan);

  • Maksudnya: hendaklah pelajaran-pelajaran yang disampaikan adalah pelajaran-pelajaran Ta-hiili, yakni: pelajaran-pelajaran keahlian yang dirancang untuk mencetak para ulama, yaitu: para ulama yang mampu mengemban dakwah Salafiyah; para ulama yang mampu menghadapi berbagai keadaan dan memahami realita serta mampu menimbang-nimbang antara maslahat dan mafsadat, juga mampu merealisasikan tujuan-tujuan dakwah Salafiyah agar sukses.

  • Sebagaimana dahulu; Salafush Shalih sangat memperhatikan fiqih dakwah tersebut sehingga setiap orang dari mereka adalah para ulama pengemban dakwah Salafiyah.

  • Dahulu, Dakwah salafiyah ini tersebar ke seluruh penjuru bumi, karena yang mengemban dakwah tersebut adalah para Ulama Salaf yang benar-benar telah memiliki ilmu yang kokoh mengenai Maqaashid Dakwah.

  • Namun, ketika terjadi kerusakan pada sebagian orang-orang belakangan (Muta-akhkhiriin) yang mengemban dakwah Salafiyah ini, maka terjadilah perpecahan pada dakwah ini! Hal tersebut disebabkan karena kekurangan pemahaman terhadap fiqih dakwah yang dahulu sangat diperhatikan oleh para Ulama Salaf.

  • Sehingga kini kita dapati sebagian da’i atau sebagian penuntut ilmu yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi, apabila ditanya tentang permasalahan Akidah maka ia bisa menjawabnya dengan mudah.

  • Akan tetapi, ia tidak pandai ketika menyikapi perselisihan antara kaum Muslimin, atau antara para ulama, atau antara para da’i, atau tidak pandai bermu’amalah dengan sesama muslim maupun terhadap orang kafir; sehingga terjadilah perpecahan; bahkan kemudian dengan sebab itu terjadilah larangan dakwah Salafiyah di masjid-masjid, ditutupnya lembaga-lembaga dakwah, dan sebagainya.

  • Oleh karena itu, kita butuh Ta-hiil (peletakan pondasi keahliah) Ilmu yang mencetak para Ulama, agar menjadi pengemban Dakwah Salafiyah ini. Karena dakwah ini adalah amanah yang harus diemban oleh ahlinya sehingga tidak dipermainkan oleh orang-orang yang bukan ahlinya.

 

——–

Dirangkum oleh: Mochammad Hilman Al Fiqhy

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: