Saudaraku,
Tidak mudah menasihati orang yang telah didokrin oleh suatu pemahaman, apalagi bila korban doktrinisasi itu telah memberikan pengorbanan yang besar dalam membela fahamnya itu. Oleh karena itu, diantara metode menasehati mereka adalah:
Ketika kita telah membantah dan meruntuhkan pemahaman sesat mereka itu,
Selanjutnya iringilah dengan memberi mereka harapan positif, sehingga sakitnya kesalahan akan terobati dengan manisnya harapan.
Metode tersebut akan kita temukan pada tulisan para Ulama dalam menasihati kekeliruan sebagian umat, betapa kental kasih sayang para Ulama Ahlus Sunnah dalam menasihati umat, sangat terasa bahwa mereka benar-benar menginginkan kebaikan terhadap yang dinasihati.
Berikut ini bantahan serta nasihat dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin terhadap para pelaku bom bunuh diri yang diklaim sebagai jalan meraih syahid, beliau membantah klaim tersebut. Akan tetapi, beliau tetap menekankan harapan bahwa:
• Ada kemungkinan bila memang aksi bom bunuh diri dalam menyerang itu dilakukan karena ketidaktahuan, maka; semoga Allah memberi ampunan karena ketidaktahuannya.
• Bahkan beliau mengisyaratkan tentang keutamaan orang yang berijtihad (yang bersungguh-sungguh) mencari kebenaran, bila berhasil mendapat kebenaran maka mendapat dua pahala dan bila salah mendapat satu pahala.
Simaklah nasihat berikut ini, dari seorang Ulama Besar teruntuk para pencari Syahid :
PELAKU BOM BUNUH DIRI TERANACAM MASUK NERAKA, NAMUN TERKADANG PELAKUNYA MENDAPATKAN UDZUR
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin -rahimahullah- berkata :
“Adapun yang dilakukan oleh sebagian orang berupa aksi bunuh diri dengan membawa bahan-bahan peledak dan membawanya kepada orang-orang kafir yang kemudian meledakan peledak itu di tengah-tengah mereka, maka hal itu termasuk perbuatan membunuh diri sendiri. Wal iyaadzu billah.
Barangsiapa yang melakukan bunuh diri maka dia akan diabadikan di dalam neraka Jahannam, selamanya! Sebagaimana telah datang hadits dari Nabi ‘alaihis sholaatu was salaam mengenai hal tersebut; karena perbuatan (yang diklaim sebagai aksi bom Syahid pent.) tersebut merupakan perbuatan bunuh diri, dan bukan termasuk perbuatan yang memberikan kemaslahatan untuk Islam.
Yang demikian itu karena tatkala seseorang melakukan aksi (bom) bunuh diri dan dia pun berhasil membunuh sepuluh atau seratus atau pun dua ratus (orang kafir), maka Islam tidak mendapatkan manfaat dari perbuatannya itu, bahkan tidak akan menyebabkan orang-orang (kafir) masuk Islam! hal tersebut berbeda dengan yang telah dilakukan seorang pemuda Ashhaabul Ukhduud (yang rela dirinya dibunuh oleh raja kafir agar rakyatnya masuk Islam -pent.). Mungkin saja (dengan aksi bom bunuh diri tersebut) justru akan mengakibatkan musuh semakin sering berbuat hal-hal yang beringas, dan aksi itu pun malah semakin membuat musuh murka sehingga menyakiti kaum Muslimin dengan serangan yang lebih mematikan.
Seperti yang telah kita dapati dari apa yang telah dilakukan orang-orang Yahudi terhadap penduduk Palestina. Sesungguhnya penduduk Palestina tatkala satu orang dari mereka meninggal saat melakukan aksi bom bunuh diri dan (berhasil) membunuh enam atau tujuh (orang Yahudi), maka orang-orang Yahudi lainnya akan balas dendam dengan membunuh enam puluh (orang Palestina) atau bahkan lebih! Maka dari itu, aksi bom bunuh diri tidak menghasilkan manfaat bagi kaum Muslimin dan para pelaku bom bunuh diri itu pun (dengan aksinya itu) tidak bisa memberikan manfaat terhadap barisan kaum Muslimin.
Oleh karena itu, pendapat kami mengenai apa yang telah dilakukan sebagian orang berupa aksi bom bunuh diri, maka kami memandang aksi tersebut sebagai perbuatan membunuh diri sendiri dengan tanpa haq/tidak benar dan hal itu akan mengakibatkannya masuk ke dalam Neraka -wal iyaadzu billah-, serta sungguh pelakunya pun bukan termasuk orang yang mati syahid.
Akan tetapi, jika seseorang melakukan aksi bom bunuh diri karena ta’wil (memaknai dalil dengan keliru) serta telah menyangka bahwa hal itu dibolehkan, maka kami berharap semoga dia selamat dari dosa, adapun menetapkan dia sebagai syahid, maka tidak bisa! Karena dia tidak menempuh jalan (yang benar) untuk meraih syahid. Dan barangsiapa yang berijtihad (bersungguh-sungguh mencari suatu hukum -pent.) namun kemudian keliru maka baginya satu pahala.” –selesai nukilan-
[dari Kitab Syarh Riyaadhus Shaalihiin, Bab As Shabr, Hadits No.30].
-{Semoga Allah membimbing kita untuk selalu berada di atas ilmu dalam setiap langkah juang kita}-
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait