Ketegasan para Ulama Salaf terhadap Adab Mulia kepada Para Ulama yang Lebih Tua

 

Al-Imam Sufyan #Tsauriy (lahir tahun 97 H – wafat thn 161 H.) –rahimahullah- berpesan:

 

إذا رأيت الشاب يتكلم عند المشايخ، وإن كان قد بلغ من العلم مبلغًا، فآيس من خيره؛ فإنه قليل الحياء ! (المدخل إلى السنن الكبرى – بَابُ تَوْقِيرِ الْعَالِمِ وَالْعِلْمِ – ص388)

 

“Apabila Kau melihat pemuda yang ‘angkat bicara’ tatkala di sisinya ada ‘para orang tua’, walaupun pemuda tersebut memiliki ilmu yang begitu banyak, maka berputusasa-lah dari kebaikan pemuda tersebut karena dia itu rasa malunya sedikit!”

(Al-Madkhal ilaa Sunan Al-Kubraa, 288)

 

Al-Imam Abdullah bin #Mubarak (lahir tahun 118 H – wafat tahun 181 H.) -rahimahullah- pernah ditanya tentang suatu permasalah ketika sedang adanya Imam Sufyan bin Uyainah (yang lahir tahun 107 – wafat thn 198 H.) -rahimahullah-, maka Abdullah bin Mubarak berkata:

 

إنا نهينا أن نتكلم عند أكابرنا. (سير أعلام النبلاء (٨/٤٢٠)

 

“Sungguh kami telah dilarang untuk berbicara di samping orang-orang besar di antara kami!”

(Siyarul A’lam: 8/420)

 

Imam Ibrahim bin #Adham (lahir di akhir tahun 100 H – wafat 162 H.) -rahimahullah- berkata:

 

كنا إذا رأينا الحدث يتكلم مع الكبار أيسنا من أخلاقه، ومن كل خير عنده ! (حلية الأولياء [٨/٢٩])

 

“Dahulu kami apabila melihat pemuda berbicara bersamaan adanya orang-orang yang lebih besar, maka kami merasa putus asa dari akhlak pemuda itu dan dari semua kebaikan pemuda tersebut!”

(Hilyatul Auliya: 8/29).

 

Itulah sekelumit faedah-faedah dari para ulama Salaf yang seharusnya diteladani oleh para pengikut manhaj Salaf dari zaman ke zaman.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: