Syarat taubat ahli ilmu yang tersesat dari Manhaj Salaf

Imam Ahmad bin Hambal -rahimahullah- ditanya tentang seorang ahli ilmu yang memiliki suatu penyimpangan lalu bertaubat darinya, maka Imam Ahmad menjawab:

“Allah tidak akan menerima taubat ahli ilmu tersebut sampai:
– ia mengumumkan taubatnya itu,
– rujuk dari pernyataan menyimpangnya,
– dan ia harus memberitahukan bahwasanya ia telah menyatakan pernyataannya tersebut begini dan begitu..
Apabila hal-hal tersebut telah nampak pada ahli ilmu yang bertaubat tersebut maka ketika itulah taubatnya diterima!”

Kemudian Imam Ahmad membaca firman Allah Ta’ala:

إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ وَأَصۡلَحُواْ وَبَيَّنُواْ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَتُوبُ عَلَيۡهِمۡ وَأَنَا ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

“Kecuali mereka yang telah bertobat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya), mereka itulah yang Aku terima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah, 160)

===========

Sumber nukilan: Dzailu Thabaqaat Al Hanaabilah, 1/300.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: