Perhatikanlah Teman Karib Kalian!
Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu sesuai dengan agama temannya, maka hendaklah setiap orang dari kalian memperhatikan siapakah yang akan dia jadikan teman dekat.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud, dinyatakan hasan oleh al-Imam al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 127)
Ketika teman karib/dekat itu buruk perangainya, maka ia akan membawa pada kebinasaan.
Allah Ta’ala menghikayatkan penyesalan yang teramat sangat besar dari seseorang terpengaruh oleh teman karib yang sesat:
(وَیَوۡمَ یَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ یَدَیۡهِ یَقُولُ یَـٰلَیۡتَنِی ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِیلࣰا یَـٰوَیۡلَتَىٰ لَیۡتَنِی لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِیلࣰا لَّقَدۡ أَضَلَّنِی عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَاۤءَنِیۗ وَكَانَ ٱلشَّیۡطَـٰنُ لِلۡإِنسَـٰنِ خَذُولࣰا)
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zhalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, ‘Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.
Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).
Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.'” [QS. Al-Furqan 27 – 29]
Namun,
Memiliki teman karib yang shalih dan bergaul dengannya tidak gampang dan tidak semulus yang diangankan, karena akan selalu ada ujian untuk membedakan siapa yang tulus dalam berteman dan siapa yang penuh kedustaan, karena begitulah sunatullah/ketetapan Allah bagi orang yang berusaha tegak di atas keimanan, sebagaimana dalam firmanNya:
( وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَیَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ صَدَقُوا۟ وَلَیَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِینَ)
“Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” [QS. Al-Ankabut: 3]
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:
(وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِینَ یَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِیِّ یُرِیدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَیۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِیدُ زِینَةَ ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطࣰا)
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoannya.” (QS. Al-Kahfi : 28)
Tatkala hubungan pertemanan itu benar-benar ditegakkan di atas keimanan dan ketaqwaan, maka pertemanan tersebut akan tetap tegak abadi dan tidak akan roboh dengan terjangan badai ujian, bahkan maut pun tidak akan memisahkan hubungan tersebut.
Allah telah mengabarkan dalam firmanNya yang mulia:
الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari (kiamat) itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf : 67)
Semoga Allah menganugrahi kita kecintaan yang dibangun karena keikhlasan cinta karena Allah.