Resensi Kajian Manhaj Ahlus Sunnah Di Dalam Dunia Pendidikan

Berikut ini poin-poin penting yang dibahas pada kajian tema ini -insyaAllah-:

[1]. Islam adalah agama yang sempurna. Islam yang dimaksud adalah yang sesuai Al Quran dan Sunnah, sedangkan selain Ahlu Sunnah, malah akan merusak dan menjauhkan dari kemuliaan Islam yang sebenarnya.

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Annisa:115)

[2]. Konsep pendidikan berdasarkan manhaj Ahlus sunnah inilah yang dahulu pernah mengubah suatu kaum Jahiliyah menjadi generasi Terbaik. Maka pasti Islam memiliki konsep pendidikan yang sempurna dan terbukti sukses mengubah suatu kaum.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103).

[3]. Pendidikan yang menyimpang dari manhaj Ahlus Sunnah, justru akan menghantarkan kaum muslimin pada penyimpangan dan kerusakan walaupun seolah-olah Islami.

Ibnu Umar -radhiallahu ‘anhu- mengabarkan bahwasannya Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah bersabda:

يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ

“Akan tumbuh generasi yang membaca Al-Quran, namun Al-Quran itu tidak meresap melewati kerongkongan mereka. Dan setiapkali generasi tersebut muncul maka mereka ditebas/dihabisi!”

Ibnu Umar mengatakan: “Aku mendengar Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ‘setiapkali generasi tersebut muncul maka mereka ditebas/dihabisi!’ Sebanyak lebih dari 20 kali!”

Lalu beliau bersabda:

حَتَّى يَخْرُجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ .

‘Sampai kelak pada pasukan besar mereka akan mucullah Dajjal!’” (HR. Ibnu Majah, 179. Dihasankan oleh Al-Albani)

Oleh karena itu, Imam Malik bin Anas –rahimahullah- yang sangat bermakna, yaitu:

“Tidak akan menjadikan baik akhir umat ini kecuali dengan apa-apa yang dahulu telah menjadikan baik generasi awal umat ini.” (Musnad Al-Muwaththa’, nomor 783. Al Jauhariy).

[4]. Ranah pendidikan, termasuk ranah yang menjadi pembahasan penting dalam manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang pada zaman sekarang biasa dikenal dengan konsep Tashfiyah dan Tarbiyah (pemurnian pemahaman serta pengamalan Islam dengan melalui Pendidikan). Ranah pendidikan tersebut meliputi berbagai jenisnya, baik secara formal, non formal, maupun informal. Mengenai itu semua, Islam memiliki bimbingan yang sempurna sesuai dengan kesempurnaan Islam.

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” ( Q.S. Ali Imran: 164).

[4]. Saat zaman berputar dan umat berada pada fase terpuruk, namun, para pemegang kebenaran akan tetap hadir. Sehingga pada akhirnya, Umat Islam akan kembali berjaya.

Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ

“Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang berada di atas Al-haq (kebenaran) memerang (kebathilan), Mereka selalu menang terhadap orang yang memusuhi mereka. Sampai kelak akhir dari mereka akan memerangai Al-Masih Dajjal.” (HR. Abu Daud no. 2484. Dishahihkan Al-Albani)

[5]. Konsep pendidikan Ahlus Sunnah bukan hanya menfokuskan pada pendidikan keagamaan, tetapi juga mendorong pada keseimbangan kesuksesan di dunia dan akhirat, yakni menjadikan kesuksesan duniawi sebagai perantara untuk mendapatkan kedudukan lebih tinggi dan mulia di akhirat. Maka pendidikan Ahlus Sunnah sangat visioner, memiliki target yang sangat panjang dan kuat. Hal itu terbukti dengan adanya fakta bahwa mereka akan abadi sampai akhir zaman dan terus dimenangkan.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (١٢٢)

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah: 122).

Saat menfsirkan surat At Taubah: 122, Syaikh Abdurrahman As Sa’diy –rahimahullah- berkata:

“Dalam ayat ini pun terdapat dalil dan petunjuk serta peringatan yang halus terhadap suatu faedah yang penting, yaitu: bahwasannya kaum muslimin seharusnya mempersiapkan orang yang berperan untuk menangani suatu maslahat tertentu dari maslahat-maslahat umum mereka, dan orang yang telah dipersiapkan itu harus berusaha berjuang di dalam bidang kemaslahatan tersebut serta jangan berpaling ke bidang yang lainnya sehingga kemaslahatan umat dapat ditegakkan dan menjadi sempurnalah kemanfaatannya. Oleh sebab itu, tegaknya kemaslahatan umum tersebut menjadi arah perjuangan seluruh umat Islam dan puncak tujuan mereka pun satu, yaitu menegakkan kemaslahatan agama dan maslahat duniawi bagi kaum muslimin. Walaupun jalannya bermacam-macam dan kecenderungan hati berbeda-beda sehingga usaha mereka saling berlainan, namun tujuan pokok mereka itu satu. Kenyataan tersebut merupakan hikmah (kebijaksanaan Islam) yang menyeluruh yang terdapat di semua perkara.” –selesai nukilan- (Tafsir As-Si’di)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: