Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- berkata:
اللسان العربي شعار الإسلام وأهله ، واللغات من أعظم شعائر الأمم التي بها يتميزون
“Lisan yang berbahasa Arab merupakan syi’ar Islam dan syi’ar Kaum Muslimin, dan suatu bahasa itu merupakan syi’ar terbesar bagi suatu bangsa (umat) yang mana dengan syi’ar bahasa itulah suatu bangsa memiliki nilai identitas tersendiri.”
Selanjutnya, Syaikhul Islam memaparkan bagaimana dahulu para Salafush Shalih benar-benar berusaha menyebarkan bahasa Arab di setiap negeri yang mereka dakwahi, ia menjelaskan:
“Oleh karena itulah, kaum Muslimin terdahulu ketika menempati negeri Syam dan Mesir yang mana bahasa kedua negeri tersebut adalah bahasa Romawi; negeri Iraq dan Khurasan yang mana bahasa kedua negeri tersebut adalah bahasa Persia, dan negeri Maghrib (Maroko) yang mana bahasa penduduknya adalah bahasa Barbar, maka kaum Muslimin terdahulu tersebut membiasakan kepada penduduk negeri-negeri tersebut dengan bahasa Arab sehingga bahasa Arab pun mendominasi penduduk negeri-negeri tersebut baik orang-orang Islamnya maupun orang-orang Kafirnya. Itulah pula yang dahulu terjadi pada negeri Khurasan.
Kemudian mereka menyepelekan perkara bahasa ini, sehingga mereka terbiasa berbicara dengan bahasa Persia sampai bahasa tersebut mendominasi mereka, lalu bahasa Arab pun ditinggalkan oleh mayoritas mereka, maka tidak diragukan lagi bahwa keadaan tersebut adalah makruh (dibenci). Metode yang baik adalah membiasakan berbicara dengan bahasa Arab sehingga anak-anak kecil di halaqah-halaqah dan maktab (tempat belajar anak-anak) diajarkan bahasa Arab. Sehingga tampaklah syi’ar Islam dan kaum Muslimin, dan hal tersebut akan memudahkan kaum Muslimin dalam memahami makna-makna Al-Quran dan Sunnah serta perkataan-perkataan ulama Salaf. Lain halnya apabila seseorang yang telah terbiasa dengan suatu bahasa asing kemudian ia hendak berpindah ke bahasa yang lain maka ini akan memberatkannya.”
Diantara hikmah dan faedah berbahasa Arab adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam –rahimahullah- berikut ini:
واعلم أن اعتياد اللغة يؤثر في العقل والخلق والدين تأثيرا قويا بينا ، ويؤثر أيضا في مشابهة صدر هذه الأمة من الصحابة والتابعين، ومشابهتهم تزيد العقل والدين والخلق، وأيضا فإن نفس اللغة العربية من الدين ، ومعرفتها فرض واجب ، فإنَّ فهم الكتاب والسنة فرض ، ولا يفهم إلا بفهم اللغة العربية ، وما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب ، ثم منها ما هو واجب على الأعيان ، ومنها ما هو واجب على الكفاية .
“Ketahuilah! Bahwa membiasakan berbahasa Arab akan berpengaruh pada akal, akhlak, dan agama, dengan pengaruh yang sangat kuat dan nyata. Dan berpengaruh juga pada penyerupaan terhadap generasi awal umat ini; dari kalangan para Sahabat dan para Taabi’iin. Penyerupaan terhadap mereka inilah yang akan menambah (kualitas) akal, agama, dan akhlak. Demikian pula karena memang bahasa Arab itu sendiri merupakan bagian dari agama Islam maka mengetahui bahasa Arab adalah fardhu serta wajib, karena memahami Al-Quran dan Sunnah adalah fardhu sedangkan keduanya tidak bisa difahami melainkan dengan memahami bahasa Arab terlebih dahulu. Dan (kaidah fiqih menyebutkan bahwa) apabila kewajiban tidak bisa ditunaikan kecuali dengan terpenuhinya sesuatu, maka sesuatu tersebut pun menjadi wajib dipenuhi. Akan tetapi, di antara pelajaran bahasa Arab tersebut ada yang hukum wajib ‘ain dan ada pula yang wajib kifayah.”
Kemudian Syaikhul Islam membawakan perkataan Umar bin Khattab -radiallaahu ‘anhu-:
تعلموا العربية فإنها من دينكم ، وتعلموا الفرائض فإنها من دينكم
“Pelajarilah bahasa Arab karena ia merupakan bagian dari agama kalian, dan pelajarilah ilmu Fara-idh karena ia pun bagian dari agama kalian!”
(Selesai nukilan dengan ringkas dari kitab: Iqtidhaa-ush Shiraat Al-Mustaqiim, 1/204-208).
==========
Diterjemahkan dan diringkas oleh: Mochammad Hilman Al Fiqhy.
1440 H.